Apa yang ada didalam fikiran seseorang saat dia tidak siap jika saat menjelang kematian apakah hanya pasrah saja.?..
Semua mahluk apapun didunia ini tidak pernah akan mau kehilangan sesaatpun untuk tidak hidup didunia ini,lalu mengapa kita lebih egois..menghabiskan dan mengakhiri hidup mahluk lain?....
Apakah mereka yang kita habisi rela?...apakah mereka bisa tenang?...damai?...
Apakah kita tidak peduli pada kehidupan sesorang yang sekarat ?..yg sebenarnya bisa kita bantu tapi kita tahan?..
Karena banyak pertimbangan?...
Karena tidak adakah nilai mahluk lain untuk melihat ia hidup bahagia?...
Sehingga kita membiarkan ia meregangkan nyawanya dihadapan kita..lantaran tadinya bila bisa kita bantu tapi sukan memberi?...
Hanya ingin menonjolkan supaya dilihat orang lain,bantuan kita ,rasa puas dengan pujian.rasa nyaman dan sudah tepat dan beguna melanjukan hal hal yang bisa dilihat orang banyak.padahal masih banyak mahluk lain yang mempunyai nilai nilai tinggi yang bisa kita bantu.
Cobalah buka mata hati kita,semua mahluk apapun jika kita lihat mereka membutuhkan uluran tangan kita,sedikit saja buat mereka akan membuat hidup mereka bisa jauh lebih baik.
Ketika yang sakit disaat mereka tak mampu membeli obat yang bermutu,agar bisa lebih cepat sembuh.apakah kita pernah berfikir sebenarnya kwalitas yang dia pakai obatnya kurang mendukung?..namun penyakitnya semangkin hari tidak ada perubahan.
Bukankah kita tahu.kalau kita mengajaknya berobat ketempat yang lebih bermutu sama juga kita bisa menyelamatkan nyawanya?....
Tidak ada yang bisa kita fikirkan dari kesusahan seseorang ,manakala kita sendiri belum pernah merasakannya.
Seperti seekor ikan yang kita lihat, ia dengan kekurangan airnya,yg hanya berkubang dengan lumpur dan kita tahu tidak lama lagi ikan itu akan mati.kita hanya bisa bilang itu sudah karmanya ikan itu,maka biarkan saja?..
Sementara tidak jauh dari itu ada kolam atau kali dengan kwalitas air yang baik..hanya mengangkat ikan itu untuk dipindahkan kekolam atau kali,tangan ini tidak rela kotor dan jijik..hanya memberi ia kesempatan hidup saja kita tidak mampu dan banyak perhitungan dan pertimbangan.
mendengar pendapat orang yang salah sehingga engan melakukannya.
Disaat kita ingin melakukan pelatihan apapun acara itu.baik Pabbaja Dhamma Talk atau sepekan
penghayatan Dhamma.terpisah dari rumah hanya beberapa hari hanya sebulan atau seminggu atau dua hari saja...lihatlah rasa bahagianya terasa diakhir acara itu semuanya disiapkan lebih pagi..mungkin selama latihan bangun pagi rasanya malas.mungkin saat latihan terasa menyiksa.mungkin rasa ingin melarikan diri pada saat pertengahan jalan.
Karena bertahan ada mungkin ada rasa gengsi atau mungkin setelah latihan bisa belanja jalan jalan photo photo dan sebagainya.
Begitu harinya tiba segala kegelisahan muncul tidak ada lagi latihan dan semua pelajaran blenk... semua lepas tak ada lagi diingat semua koper koper telah cepat cepat dirapikan dan fokus ingin tiba dirumah atau nanti mampir ketoko daerah itu untuk belanja oleh oleh.
Lihatlah apa yang kita lakukan?...
Lihatlah saat perbedaan traveling keluar kota luar negeri saat uang banyak berbulan bulan tidak ingin cepat pulang ,tidak ada yang stresss..semua lepas..bagai burung terbang tak ingin pulang lagi kekandang...apa yang diinginkan tak akan ada lagi batasan.
Pada saat waktunya sakit parah didiaknosa penyakitnya yang berbahaya bagi nyawanya dan diberitahukan umurnya tidak lama lagi...apa yang terlintas difikiran?...
Pasrah ?...
Bisakah bisa berfikir melepas?...
bisakah rela semua ditinggalkan..
Lalu kemana tujuan selanjutnya?...
Bagainana caranya untuk pergi dengan damai dan menuju ketempat yang lebih baik?...
Bagaimana caranya?...
Bagaimana caranya?...
apa yang mesti saya lakukan?..
Pada siapa saya harus meminta tolong?...
Lalu siapa yang mau bersama saya?..
Seseorang yang akan mati,didetik yang terakhir dia seperti orang yang akan tenggelam diair dan berusaha mengapai apa yang ada disekeliling itu agar ia tidak tenggelam.
Itulah yang akan diusahakan namun tidak pernah akan menyadari semua yang akan dipegang itu bisa membawa dirinya dialam yang rendah...
Karena tidak memulai dari kebiasaan bagaimana mengatur dirinya dalam menghadapi dan meraih tujuan selanjutnya..dia tidak bisa mengatur fikirannya agar bisa tenang dan damai disaat detik detik terakhirnya.yang muncul selalu yang utama berupa materi anak keluarga yang akan ditinggal dan dia tidak sadar seharusnya setelah itu, semua bukan lagi urusan dia.hanya terbawak bawak terus dan terus kedalam fikirannya.
Yang seharusnya dia melatih fikirannya bermula dari mengdisiplinkan diri dari merawat sila samadilah semua itu bisa terjawab..yang saat dulu membolak balikan sebuah pelatihan menjadi tersiksa dibandingkan sebuah perjalanan yang mengasikan..
Yang tadi senang diakhir ingin pulang cepat..didalam pelatihan dibalik lebih senang berlama lama dalam perjalanan.
Yang tadi didalam pelatihan seharusnya menyadari itu semua persiapan untuk mati.
Dibalik perjalanan yang asik itu, tidak tau lagi bagaimana cara menghadapi persiapan kematian.
Mungkin cerita ini tidak mengasikan bagi kita yang merasa jalan cerita ini adalah bertolak belakang dengan arah yang seharusnya.
Namun bila disadari memang Dhamma yang diajarkan oleh Buddha akan membuat seseorang sadar sesadarnya.bahwa mana yang lebih penting mengakui kenyataan yang bakal dihadapi atau mengakui hidup ini hanya sekali,dan lakukan sepuas hati penderitaan tak perlu lagi dihindari?...
Jika uang bisa membeli segalanya dan bisa mengurai penderitaan namun ingat uang bisa juga mengundang bencana.
Dimana uang juga bisa mengatur pola fikir kita tentang yang mana seharusnya .
dan menutup mata yang mana yang diperlukan untuk sebuah perjalanan kedepan yang lebih baik.
Jika kemajuan Dhamna bisa diukur dan didapat dari materi maka nibbana dapat dibeli.
Jangan berhayal dikehidupan ini dengan apa yang bisa kita lakukan hanya mengandalkan materi .banyak orang yang memiliki harta dan kaya raya Seperti pangeran Sidharta dengan kemewahan harta tahta dan beberapa istana semua ditinggalkan.
Karena bukan dimateri itu bisa menemukan Nibbana.
Karena melepas semua ikatan jauh dari semua kehidupan yang tidak nyata dan melatih diri dari semua kebiasaan buruk itulah jalan menuju Nibbana.
Semoga dengan kenyataan ini.semua mahluk dapat memperoleh manfaatnya.Sadhu sadhu sadhu🙏🙏🙏
Komentar0